MPM Gelar Festival Bank Sampah Berisikan Pameran Produk Daur Ulang

MPM Gelar Festival Bank Sampah Berisikan Pameran Produk Daur Ulang

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton dan dari  jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, merupakan jenis sampah plastik. Sebagian besar dari sampah-sampah tersebut sayangnya  masih tidak terkelola dengan baik sehingga sulit untuk didaur ulang, semakin menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan sebagian  mencemari saluran air dan laut. Keadaan ini semakin mendesak masyarakat agar memiliki pengetahuan dalam mengelola sampah secara benar  dan dibutuhkan peran dari sektor swasta untuk menginisiasi gerakan-gerakan yang mendukung percepatan pengelolaan sampah secara tepat  dan bertanggung jawab.

Menanggapi masalah tersebut, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (“MPMX”) bergerak untuk memerangi masalah penumpukan sampah  dengan menginisiasi Program Mitra Olah Sampah atau “Program MILAH” dan mendirikan bank sampah pertama pada Oktober 2021 lalu, yang berlokasi di Jl. Lembang, Jl. Onar, RT.04/RW.08, Sudimara Bar., Kec. Ciledug, Kota Tangerang dan diberi nama Bank Sampah Sumber Mutiara Tangerang.

“Setiap aktivitas yang kita lakukan, baik itu pribadi, rumah tangga, maupun bisnis, pasti menghasilkan sampah. Sayangnya sampai saat ini  edukasi terkait pengelolaan sampah yang tepat dan bertanggung jawab belum merata ke berbagai elemen masyarakat. Untuk itu, sejalan  dengan strategi keberlanjutan perusahaan, yaitu menjalankan kegiatan usaha yang ramah lingkungan dengan mengelola dampak lingkungan  secara lebih bertanggung jawab, MPMX mendirikan bank sampah sebagai sarana edukasi masyarakat sekaligus fasilitas penunjang pengelolaan sampah, agar sampah tidak lagi dibuang begitu saja dan semakin menumpuk di TPA,” jelas GM Corporate Communication & Sustainability MPMX Natalia Lusnita.

Dalam melaksanakan program, MPMX menggandeng Kertabumi Recycling Center sebagai mitra dan educator untuk sistem manajemen bank  sampah dan peran tim pengurus bank sampah, memberikan edukasi pengelolaan sampah ke komunitas masyarakat sekitar area bank sampah, serta mengadakan workshop daur ulang sampah yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri maupun dijual untuk meningkatkan  ekonomi bagi komunitas masyarakat sekitar bank sampah.

“Selama enam bulan, tepatnya sejak didirikan pada Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022, tim pengurus Bank Sampah  Sumber Mutiara Tangerang telah mendapatkan pelatihan dan monitoring secara intensif dalam menjalankan operasional bank  sampah secara maksimal sehingga nantinya dapat berjalan secara mandiri dan mampu mencapai tujuannya, yaitu mengurangi  penumpukan sampah yang tidak terkelola serta menciptakan ekonomi sirkular bagi komunitas masyarakat RW 08 Kecamatan  Sudimara Barat,” tambah Natalia. Ia juga menjelaskan bahwa sampai saat ini sebanyak 7 (tujuh) ton sampah berhasil dikelola  oleh Bank Sampah Sumber Mutiara Tangerang. Sampah ini didapatkan dari setoran nasabah bank sampah, penimbangan rutin  mingguan, serta donasi sampah yang didapatkan dari sekolah dan pertokoan yang ada di sekitar area bank sampah. Sampah  tersebut kemudian digunakan untuk kegiatan workshop daur ulang, disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan atau pengepul sampah.

Telah berjalan selama 6 bulan, Bank Sampah Sumber Mutiara Tangerang mengadakan festival bank sampah pada tanggal 31  Maret 2022 untuk memamerkan berbagai jenis hasil karya produk daur ulang yang dibuat oleh anggota dan komunitas  masyarakat sekitar bank sampah. Produk-produk hasil daur ulang tersebut nantinya akan dijual melalui toko online milik Bank  Sampah Sumber Mutiara Tangerang dan Kertabumi Recycling Center. Sebagai pembuka acara, terdapat sambutan sekaligus perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang dan Lurah Sudimara Barat yang kemudian dilanjutkan dengan  pemotongan pita sebagai simbol resmi launching Bank Sampah Sumber Mutiara Tangerang (BSSMT).

“Kami harap program ini dapat menjangkau lebih banyak area dan komunitas masyarakat, karena sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Indonesia sehingga sangat dibutuhkan aksi dan edukasi yang merata ke seluruh elemen masyarakat. Di sisi lain meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi asalkan dapat dikelola dengan baik,” tutup Natalia.

Other Article